Wednesday, 5 November 2014

Asal Mula Dusun Gadung Pertama

Foto Makam Eyang Bejo Sodiman by
Kang ono
Gadung adalah nama sebuah dusun yang terletak di Desa Ngompro Kecamataan Pangkur Kabupaten Ngawi Jawa-Timur. Menurut penuturan masyarakat khususnya orang-orang tua, bahwa penghuni pertama Gadung atau yang membuka hutan (babad alas) adalah beliau Tuan Kaji Ahmad Diman, hal ini dibuktikan adanya sebuah makam tanpa nama, konon beliaulah tokoh Babad Bumi Gadung. Namun kini makam tersebut sudah dibangun oleh Pak. Bari Kepala Dusun Gadung. Penelusuran terus kami lakukan dengan mengumpulkan informasi baik dari tokoh dan sesepuh masyarakat setempat, juga pada orang-orang alim tentang munculnya nama Tuan Kaji Ahmad Diman, dan seputaran Babad Bumi Gadung.
Pada tahun 2006-an kami menanyakan perihal wali Ngawi pada Romo Kyai H. Nur Hamim ‘Adlan yang mungkin dapat kami ziarahi, beliau mengatakan bahwa sebenarnya banyak, yang masih hidup saja ada tujuh, dibanding Ponorogo hanya satu. Memang angka yang fantastis tuju dibanding satu, tapi itu siapa? Kami hanya bisa mengira-ira dan menerka-nerka. Dan kami diutus untuk memeliharanya, namun kami tidak diberi tahu siapa beliau-beliau ini. Dari keterangan beliau kemudian kami mencoba menelusurinya ke yai-yai yang kami kenal, dengan harapan kami mendapat petunjuk, namun hanya bayangan nama-nama saja yang kami dapat. Rahasia hanya ditangan Alloh swt. mungkin belum saatnya kami mengetahui.

Maping TPU Gadung by Google Maps

Seiring perjalanan waktu yang terus bergulir (tahun 2012-an) kemudian kami mengutarakan hal diatas pada Sesepuh yaitu; Bapak Imam Satori, beliau mengungkapkan adanya dua nur yang satu di Pemakaman Gadung, yang satunya lagi di Pangkur. Menurut beliau yang di Pemakaman Gadung bernama Eyang Bejo Sodiman. Nama ini agaknya berbeda dengan yang disebut-sebut masyarakat, namun memiliki akhiran sama “diman”. Mungkin nama Eyang Bejo Sodiman ini yang dimaksud dengan Tuan Kaji Ahmad Diman. Beliau juga menuturkan bahwa Eyang Bejo Sodiman ini juga pernah pergi haji. Sehingga kami simpulkan bahwa Tuan Kaji Ahmad Diman adalah Eyang Bejo Sodiman, mungkin karena cerita masyarakat dari mulut kemulut sehingga namanya menjadi Tuan Kaji Ahmad Diman.
Foto 2020 makam
Eyang Bejo Sodiman by Kang ono

Dari beberapa nara sumber yang kami dapatkan, kami simpulkan bahwa Babad Bumi Gadung terbagi menjadi dua periode, yaitu periode pertama masa Eyang Bejo Sodiman, periode kedua masa Mbah Songgolo.
Babad Bumi Gadung Pertama
Eyang Bejo Sodiman adalah seorang sufi yang berasal dari Kerajaan Mataram, beliau adalah seorang Penggawa Kerajaan sebagai juru penengah atau hakim atau mahkamah agung pada masa raja ke tiga Kerajaan Mataram. Setelah tidak menjabat lagi sebagai Penggawa  Kerajaan, beliau berkelana dengan melepas baju kerajaan berganti dengan baju masyarakat biasa untuk mencari kebenaran haqiki. Perawakannya tinggi kekar (sedepah) namun banyak prehaten, tawaduk, tidak banyak bicara. Beliau mengenakan baju penadon, hampir seperti K Hasyim ‘Asy’ari dengan warna keabu-abuan, menggunakan ikat kepala (blangkon) memakai sunduk penyu. Setelah sampai ketengah hutan, beliau memutuskun untuk memolai menetap disana dengan babat alas (membuka hutan) bersama beberapa orang pengikutnya, dan membuat padepokan. Beliau tidak memiliki keturunan karena tak memiliki istri mungkin beliau “wadat”. Setelah sekian lama menetap beliau memiliki sejumlah santri (konon santri kesayangannya dari Banten), dan memelihara banyak kerbau. Setiap bepergian selalu bersama pendampingnya bernama Kyai Ali Mu’ti.  
Kyai Ali Mu’ti / Raden Ali mu’ti adalah seorang Pangeran dari kerajaan Mataram yang memiliki kelebihan yaitu mengetahui sebelun terjadi (ngerti sak durunge winarah), usianya 40 tahunan.
Menurut Kyai H. Nur Hamim Adlan, Eyang Bejo Sodiman belum termasuk Wali, namun Syech seperti Saridin (Syech Jangkung). Jadi Eyang Bejo Sodiman disebut juga Syech Bejo Sodiman.
Eyang Bejo Sodiman meninggal saat usianya sekitar 90 tahunan, khaul Rabu Wage. Amalan kesayangannya adalah:
يَا حَيُّ  يَاقَيُّوْمُ  يَاقَوِيُّ يَامَتِبْنُ  يَا اَللهُ
Semoga Alloh swt menerima seluruh amalnya, diampuni semua dosanya, Amin.
Allohu ‘alam bisowab, hanya Alloh SWT. yang tahu kebenarannya, semoga Babad Bumi Gadung ini dapat digunakan sebagai rujukan atau untuk penelusuran lebih lanjut, dan bermanfaat bagi kami dan pembaca semua, amiin.
Selanjutnya Asal Mula Dusun Gadung Kedua masa Mbah Songgolo Insyaalloh.

No comments:

Post a Comment