Yang harus diperhatikan sebelum melakukan do'a adalah sesuatu yang membuat do'a terhalang hingga tidak mustajab atau maqbul, yaitu:
- Berdo'a tentang sesuatu yang disukai Alloh SWT, bukan berdo'a mengharap keburukan pada orang lain.
- Hati tidak menghadap Alloh SWT. saat berdo'a.
- Makan makanan yang tidak halal, dzolim, sedang ma'siat (sedang berdosa)
- Tergesa-gesa untuk diterima do'anya.
- Memilih waktu mulia untuk berdo’a, seperti hari Arofah, bulan Romadlon, hari Jum’at, waktu sahur (sepertiga malam yang terahir), akhir waktu asar setelah sholat asar pada hari jum'at, waktu malam lailatul qodar,.
- Memanfaatkan saat-saat yang mulia, misalnya majelis dzikir, ketika turun hujan, sholat-sholat fardu ditunaikan, usai sholat, diantara Adzan dan Iqomah, ketika imam berkhotbah hingga didirikan sholat jum'at, sedang berpuasa, ketika bersujud, ketika khatam Al-Qur'an,
- Berdo’a menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangan, kemudian seyogyanya mengusap muka dengan kedua telapak tangan pada akhir do’a. Saat mengangkat tangan rapatkan telapak tangan dan sejajarkan dengan muka. Dan jangan pernah menatap ke langit sa’at berdo’a.
- Merendahkan suara diantara pelan dan keras. Alloh SWT. berfirman dalam Q.S Al-A’rof, 55; “Berdo’alah kepada tuhanmu dengan rendah hati dan samar (suara jiwa)”.
- Tidak memaksakan diri dengan bahasa yang indah (bersajak). Yang lebih utama berdo’a dengan do’a-do’a yang datang dari nabi saw, shahabat dan tabi’in (do’a yang ma’tsur).
- Merendahkan diri dan khusyu’ serta berharap-harap cemas. Hadirkan hati untuk menghadap pada Alloh SWT.
- Menetapkan hati dalam berdo’a dan meyakini akan diterima serta membenarkan harapan pada do’a itu.
- Berdo’a dengan sungguh-sungguh, ulangi tiga kali dan terus menerus.
- Mulailah dengan dzikir pada Alloh SWT. dan jangan langsung dengan meminta. Kemudian membaca Sholawat pada Nabi saw. demikian juga pada akhir do’a.
- Adab batin. Ini merupakan inti do’a yang diterima, yaitu taubat, mengembalikan hak orang teraniaya dan jiwa raga dihadapkan pada Alloh SWT. dengan seluruh kemauan hati.
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan juga dalam berdo’a, misalnya tempat
pelaksanaan do’a. Berdo’a dimana pun tempatnya diperbolehkan, namun ada
beberapa tempat yang dianggap mustajabah, seperti di Masjid, Majlis Ta’lim/Dzikir,
depan Ka’bah, depan makam Rusul, Ambiya’, Aulia’, Sholihin, dll.
Memanfaatkan situasi atau kondisi tertentu untuk
berdo’a, misalnya saat terdzolimi/teraniaya, terkena musibah, kekurangan,
sakit, terhimpit keadaan/ hutang, bepergian (musyafir) dan sebagainya. Biasanya
keadaan seperti ini sangat mustajabah.
Berdo’a dengan perantara (tawasul) pada
orang-orang sholih, misalnya pada Ambiya’, Rusul, Shohabat, Aulia’, Sholihin,
atau pada amalan-amalan sholeh (baik), bacaan ayat / surat dalam Al-Qur’an, Nama-nama Alloh SAW, Sifat-sifatNya dll.
Berdo'a disertai shodaqoh juga mustajabah, baik
berupa uang atau barang misal genduri (jawa).
Dan jangan pernah mendo'akan orang lain dengan
keburukan walaupu itu musuh atau orang yang sangat dibenci, ada kalanya doa
jelek itu akan kembali pada diri pondo'a.
Demikian Tips do'a mustajab semoga bermanfaat.
Allohu A’lam, hanya Alloh SWT. yang mengetahui
kebenarannya, semoga bermanfaat, amiin.
No comments:
Post a Comment