Tuesday, 17 December 2019

3 Tempat Wisata Edukasi di Ngawi

Shobat khoir yang dirahmati Alloh SWT. Setelah beraktifitas yang membosankan disetiap hari alangkah baiknya shobat melepaskan kepenatan tersebut dengan refresing dengan melihat pemandangan yang indah.  Kali ini kami rekomendasikan beberapa tempat wisata + edukasi karena mengandung nilai sejarah bagi shobat yang tinggal di Ngawi atau sekitarnya. Berikut 3 tempat wisata edukasi di Ngawi versi Kang Ono:

1. Benteng Van den Bosch


Maping Benteng Van den Bosh by Google Maps

Benteng Van den Bosch, lebih dikenal sebagai Benteng Pendem adalah sebuah benteng peninggalan Kolonial Belanda yang selesai dibangun tahun 1845 terletak di sebelah selatan pertemuan 2 sungai, yaitu sungai solo dan sungai madiun, juga sebagai tempat labuhnya kapal-kapal Belanda pada masa itu. Tepatnya di Kelurahan Pelem, Kecamatan/Kabupaten Ngawi. Benteng ini memiliki ukuran bangunan 165 m x 80 m dengan luas tanah 15 Ha yang menampung 250 tentara.
Foto Benteng Van den Bosch by Kang Ono

Selain menyuguhkan keindahan artistik gaya tempo dulu, sehingga bagus untuk foto prewedding, juga terdapat beberapa makam sebagai tempat ziarah.

2. Museum Trinil


Maping Museum Trinil by Google Maps

Museum Trinil Ngawi adalah museum peninggalan Belanda, berdiri di tahun 1891 yang dibangun oleh Eugene Dubois. Berawal dari penemuan fosil Pithecanthropus Erectus oleh Eugene Dubois, seorang pejabat kedokteran tentara kolonial Belanda. Untuk memperingatinya dibuatlah tugu berisi gambar anak panah dengan arah timur laut yang bertuliskan P.e 175 m, yaitu tempat penggalian temukannya fosil Pithecanthropus Erectus yang berada di pinggir aliran bengawan Solo.
Foto begron Gajah di komplek Museum Trinil by Kang Ono
Luas Museum Trinil sekitar 24.000 meter persegi. Di sebelah timur, utara dan barat museum, dikelilingi oleh aliran Sungai Bengawan Solo.
Dalam museum terpajang estalase yang di dalamnya berisikan benda-benda fosil, di antaranya fosil tulang panggul gajah jenis Stegodon trigonochepslus, serta fosil tulang pengumpil gajah.

3. Kebun Teh Jamus


Maping Kebun Teh Jamus by Google Maps

Kebun teh Jamus ini juga peninggalan Belanda yang dirintis oleh Van De Rappart pada abad ke-18, sekitar tahun 1866, kemudian ia kelola selama 44 tahun, dan meninggal pada tahun 1910. Kemudian dilanjutkan oleh putranya Ridder Von Rappart, yang mengalami kemajuan, namun juga kebangkrutan. Pada tahun 1928, Ridder membangun sebuah pabrik pengolahan teh dan Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA yang berada di kawasan kebun teh.
Pada tahun 1929, kebun teh ini dijual kepada perusahaan NV Geowehrij milik Belanda, yang kemudian memperluas wilayah perkebunan terutama pabrik dengan membeli pekarangan di sekitar kebun.
Ketika Jepang menduduki Indonesia, pada tahun 1942-1945, perkebunan diambil alih penjajah Jepang selama tiga tahun sampai Indonesia merdeka.
Setelah Indonesia bebas dari penjajahan, Kebun Teh Jamus dikelola oleh PT. Candi Loka, yaitu perusahaan pribumi yang mengelola hingga sekarang.
Foto Kebun Teh Jamus by Kang Ono

Seiring banyaknya pengunjung pemerintah Kabupaten Ngawi bekerja sama dengan PT Candi Loka untuk mengelola sebagian wilayah perkebunan menjadi tempat wisata resmi.
Di Kebun Teh Jamus ini para wisatawan disuguhkan panorama alam keindahan kebun teh. Bagi shobat yang berniat menginap di area lokasi, bisa menyewa rumah-rumah penduduk setempat, atau membuat perkemahan di kebun teh ini.
Disediakan pula kolam renang dengan Sumber Lanang dan Grojogan Songo Tuk Pakel yang menyajikan pemandangan air mengalir sepanjang 25 meter.
Tak jarang wisatawan yang memanfaatkan panorama kebun teh Jamus untuk foto prewedding.
Demikian 3 tempat wisata edukasi di Ngawi semoga bermanfaat dan bahan rujukan, aamiin ...

No comments:

Post a Comment